Hidup Kita Baik-Baik Saja, Sampai Lihat Standar Hidup Orang Lain

man taking photo of hot air balloons

Di sebuah kafe kecil yang selalu ramai tiap sore, ada seorang cowok bernama Adit. Hidup Adit, kalau dipikir-pikir, sebenarnya nggak ada masalah besar. Punya kerjaan tetap, teman-teman seru yang selalu ada kalau diajak nongkrong, dan keluarga yang supportif walau kadang bawel. Intinya, hidup Adit ya berjalan lancar-lancar aja.

Tapi semua itu mulai goyah pas dia iseng scroll Instagram setelah jam kerja. Ada temannya yang pamer liburan ke Jepang. Ada yang baru beli mobil baru. Ada juga yang pamer kafe estetik tempat mereka kerja remote sambil minum kopi latte yang busanya dibentuk hati. Dan di situlah, tiba-tiba Adit ngerasa… kok hidup gue gini-gini aja ya?

Padahal sejam sebelumnya, dia nggak kepikiran sama sekali soal itu. Dia happy-happy aja makan ayam geprek bareng teman kantor sambil ketawa ngakak nonton video lucu. Tapi karena lihat potret hidup orang lain yang “lebih wah”, semua yang tadi cukup dan asik jadi terasa kurang.

Yang Adit lupa -dan sering juga kita lupa- adalah, media sosial itu cuma highlight reel. Orang upload yang bagus-bagus aja. Jarang ada yang share momen pas tagihan numpuk, pas lagi bingung mau ngapain hidup, atau pas lagi berantem sama orang tua. Kita jadi kayak nonton film trailer orang lain yang isinya cuma adegan keren, tapi lupa bahwa semua orang juga punya ‘behind the scenes’ yang nggak selalu mulus.

Adit akhirnya sadar, setelah ngobrol santai sama temannya di kafe yang sama beberapa hari kemudian. Temannya yang pamer mobil baru itu ternyata lagi pusing mikirin cicilan. Yang liburan ke Jepang ternyata habis tabungan bertahun-tahun buat sekali jalan-jalan. Dan yang kerja di kafe estetik itu malah lagi galau mikirin resign karena burnout.

Dari situ, Adit pelan-pelan belajar buat nggak gampang kebawa arus standar hidup orang lain. Dia mulai lebih sering ngelihat sekeliling dan bersyukur sama apa yang dia punya. Karena ternyata, hidup yang sederhana tapi damai, lebih mahal dari apapun yang bisa dipajang di story.

Jadi, kalau lain kali kamu ngerasa hidup kamu gini-gini aja setelah scroll medsos, ingat aja: hidup kita sebenarnya baik-baik saja. Nggak perlu buru-buru ikut lomba pamer. Jalan kita beda, waktunya beda, ceritanya beda. Santai aja, hidup nggak kemana-mana.